Pewarta Lambertus
Bali- Pandemi Covid-19 dapat menjadi ancaman bagi ketahanan pangan di Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu upaya bersama untuk mengatasinya. Salah satunya melalui aktivitas pertanian.
Kita patut bersyukur bahwa Negara Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berjuang agar pandemi Covid-19 ini tidak sampai menyebabkan kelumpuhan.
Berbagai langkah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus Covid 19, mengupayakan agar kondisi kesehatan, kehidupan sosial ekonomi Nasional berangsur pulih.
Baja tani Bali (Bangga jadi petani Bali) para aktifis dibidang pertanian, pariwisata dan perkoperasian yang tergabung dalam organisasi Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan mengadakan rapat dalam nuansa kekeluargaan, bertempat di Kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
Hadir saat itu ketua Baja Tani Buleleng Ketut Sopandana, S.P., Sekretaris Lambertus Theo, S.Sos, Bendahara Nyoman Budi Artama, ST dan dari Baja Tani Tabanan hadir I Wayan Subaga Arimbawa, ST, selaku Ketua dan Putu Mangku serta diikuti oleh perwakilan unsur pimpinan Koperasi Sari Manik Sejahtera yang berskala Nasional Sari Dewi yang juga pelaku usaha pariwisata di Bali.
Rapat tersebut selain membahas masalah organisasi Baja Tani Bali juga membicarakan berbagai hal terkait situasi dan kondisi terkini Bali juga menyikapi 14 Oktober 2021. dibukanya Bali bagi dunia Internasional melalui penerbangan langsung ke Bali melalui pintu kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Ketua Baja Tani Taban I Wayan Subagya Arimbawa menyampaikan, berbagai persoalan yang dihadapi petani pada saat ini, merosotnya pendapatan petani, tidak bisa memiliki power untuk ikut menentukan harga pasar serta banyaknya alih fungsi lahan yang semula lahan pertanian berubah menjadi kawasan bisnis dan kawasan perumahan, ungkapnya.
Lanjut Ia, hal ini memang sangat dilematis, lonjakan pertambahan penduduk di Bali mau tidak mau, suka tidak suka membutuhkan pembangunan kawasan hunian, termasuk kawasan bisnis sepeti hotel, restauran, komplek perkantoran atau pertokoan imbuhnya.
Bahkan di wilayah tertentu organisasi Subak matisuri hanya tersisa pura subaknya saja . Menyikapi kondisi demikian, Organisasi Baja Tani Bali seharusnya merapatkan barisan untuk bisa mencari solusi, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, kata I Wayan Subaga.
Sementara itu perwakilan Baja Tani Buleleng menyampaikan pendapat yang diwakili oleh Sekretarisnya mengatakan, adanya pandemi Covid ini jika Bali tidak memiliki dukungan kehidupan pertanian maka Bali akan mengalami kesulitan yang luar biasa, jelasnya.
Hidup dengan taat protokol kesehatan, bekerja dirumah saja, pendapatan merosot, banyak usaha pariwisata bangkrut. Bayangkan jika tidak tersedia pangan ( makanan) maka hanya menanti ajal saja, tandasnya.
Kita patut bersyukur bahwa pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi melakukan berbagai langkah cerdas untuk memulihkan ekonomi nasional, adanya stimulus, bantuan Pemerintah seperti untuk para UKM, ada Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) dan berbagai kebijakan yang dampak positif cukup terasa.
“Begitu pula dengan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, DR. Ir Wayan Koster, MM yang berupaya agar Bali tidak lumpuh total. Sekretaris Baja Tani Buleleng, Lambertus Theo S.Sos, yang juga sebagai Pimpinan Globe Indonesia. Com, Biro Buleleng, Bali menyampaikan.