Buleleng, Bali- Segenap umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan. Sangat istimewa bahwa Hari Raya Galungan yang diperingati menurut perhitungan Kalender Bali setiap 210 hari atau setiap Buda Kliwon, Wuku Dungulan, kali ini bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan. Hari Raya Galungan yang terangkai dengan Hari Raya Kuningan, Saniscara Kliwon, Wuku Kuningan, 20 November 2021 bertepatan dengan peringatan Hari Puputan Margarana. Rabu 10 November 2021.
Puputan Margarana tidak terlepas dari tonggak sejarah perjuangan Bangsa dan Negara Indonesia. Pimpinan Pasukan Ciung Wanara, Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur bersama pasukan dalam pertempuran dahsyat di Desa Marga 20 November 1946 melawan serdadu Belanda yang dikenal dengan Pasukan NICA. Letkol I Gusti Ngurah Rai telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan mendapat penghargaan kenaikan pangkat Anumerta Brigadir Jenderal TNI dan nama Beliau diabadikan sebagai nama Bandar Udara Internasional dI Propinsi Bali.
Tim Globe Indonesia.com, Biro Buleleng, Bali akan merilis tulisan terkait perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan serta peringatan atau pemaknaan Hari Pahlawan dan Hari Puputan Margarana selama Bulan November 2021. Bulan November populer juga disebut sebagai Bulan Pahlawan.
Penulis, Rabu siang,10 November 2021, mengadakan kunjungan bernuansa kekeluargaan dan berbincang dengan 2 Rohaniawan Hindu yang populer disebut Jero Mangku, di wilayah Dusun Runuhkubu, Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, yakni Nyoman Tingen dan Jro Mangku Wayan Suartana. Beliau berdua juga sebagai Petani.
” Petani adalah pejuang – pejuang Bangsa Indonesia. Mana mungkin pasukan atau tentara Indonesia bisa bertahan hidup tanpa ada makanan.
Luar biasa saat peperangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Rakyat Indonesia bersatu, bahu- membahu melawan penjajahan.Kita wajib melanjutkan nilai- nilai luhur serta semangat perjuangan para Pahlawan, yang hari ini kita peringati dan bertepatan dengan Hari Raya Galungan” , ujar Nyoman Tingen yang juga anak dari Pelaku perang Kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya di Bali, Bapak Nyoman Jiwa( alm 2020 ).
Ia melanjutkan: ” Saya sangat berharap agar Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi Bali juga Pemerintah Kabupaten Buleleng bisa membuat program kegiatan yang lebih mensejahterakan para Petani, membangun pertanian berlandaskan ajaran Agama serta Konsep Tri Hita Karana” , ujar Nyoman Tingen yang pernah menjadi Pengurus Organisasi Subak( red : sistem pertanian di Bali) serta Kelihan Banjar Adat di wilayah setempat.
Sementara itu, Rohaniawan agama Hindu, Jro Mangku Wayan Suartana menyampaikan pendapatnya terkait makna Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam kaitan dengan Peringatan Hari Pahlawan.
Beliau menyampaikan bahwa: ” Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah merayakan kemenangan dharma atau kebenaran, kebaikan melawan adharma atau kejahatan. Dalam kaitan dengan Hari Pahlawan, hendaknya kita bisa menjadi pahlawan masa kini, berjuang dalam kebenaran dan kebaikan sesuai swadarma atau tugas pengabdian kita.
Jika jadi pejabat negara, jadilah pejabat yang baik, memberikan contoh dan teladan. Berjuanglah di jalan dharma sesuai ajaran agama dan hukum yang berlaku di Negara kita. Jika ajaran agama dilakukan dengan baik maka tentu akan banyak generasi Bangsa Indonesia yang bertakwa kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa, yang diwujudkan dalam kehidupan sehari- hari. Itu juga sebagai wujud bakti kita kepada Bangsa dan Negara Indonesia yang dimerdekakan oleh para Pahlawan. Kita bisa jadi pahlawan masa kini” ,ujar Jro Mangku Wayan Suartana .
Sementara itu Ketua umum Organisasi Baja Tani Bali, Nyoman Heriartana, S.Sos, yang berdomisili di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan melalui komunikasi Whatshap menyampaikan pendapatnya bahwa: ” Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya orang yang punya keberanian menonjol dalam berjuang menegakkan kebenaran demi umat banyak, bangsa dan negara. Misalnya orang-orang yang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia adalah Pahlawan. Pemerintah Negara Indonesia telah menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan, yang diperingati setiap tahun secara Nasional, “ujar Nyoman Heriartana yang mengutip tulisan Wayan Supadmo dalam kaitan Hari Pahlawan serta Dirgahayu Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh November ( ITS ) yang berlokasi di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, yang juga dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
Dalam tulisan tersebut yang Penulis dapatkan dari Nyoman Heri, banyak materi yang patut disimak dan dicermati, yang akan Tim Penulis sampaikan dalam rilis berikutnya.
Diakhir pembicaraan Nyoman Heri, panggilan akrabnya menyampaikan sekelumit harapan bagi segenap keluarga besar Baja Tani Bali di seluruh wilayah Propinsi Bali melalui media pers Globe Indonesia.com: “Keluarga besar Baja Tani Bali hendaknya terus membangun soliditas, saling asah, asih dan asuh. Bangun semangat dan nilai perjuangan seperti rela berkorban, pantang menyerah, rasa senasib dan sepenanggungan. Terlebih dalam sikon akibat pandemi covid yang masih berdampak terhadap menurunnya tingkat kesejahteraan. Dengan membangkitkan semangat para Pahlawan, kita memiliki ketangguhan dalam membangun ketahanan pangan di Bali. Jangan sampai timbul kelaparan yang merajalela di Bali. Baja Tani Bali sangat terbuka bagi para Petani di Bali untuk bergabung. Semoga Baja Tani Bali bisa melaksanakan kegiatan pada jalan dharma. Yakinlah bahwa dharma akan menang melawan adharma, ” demikian Nyoman Heri mengakhiri diskusi pada hari Raya Galungan yang bertepatan dengan hari Pahlawan.
Penulis:
Biro Buleleng, Bali:
Lambertus Theo, S.Sos.
Ketut Sopandana, S.P.
Emanuel Deus L.T.