LUMAJANG- Gunung Semeru meletus hari ini, Sabtu (4/12/2021) sore dan hingga kini mengakibatkan sejumlah wilayah gelap gulita. Sementara jumlah korban belum diketahui hingga saat ini.
Sejumlah warga yang terdampak membagikan kondisi terkini akibat erupsi Gunung Semeru pada pukul 15.00 WIB tadi. Salah satunya menunjukkan kondisi rumah yang ambruk akibat erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Informasi dan dokumentasi berupa photo dan vidio kiriman lewat pesan singkat WhatsApp,l etusan Gunung Semeru yang mengeluarkan abu vulkanik dengan hebat.
Seorang warga Kecamatan Pronojiwo yang sempat di wawancarai salah satu rekan media mengaku letusan terjadi tiba-tiba,terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, di sertai Abu Pulkanik Gunung(APG) serentak warga kampung di kawasan gunung Semeru berhamburan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
‘Salah satu warga mengatakan masih tertahan di Candipuro (Kecamatan Candipuro) dan harapannya untuk segera mendapat bantuan dan menjauhi lokasi sekitar lereng gunung semeru atau Tempat Pengungsian Sementara(TPS),” ujarnya
Belum diketahui dampak dari letusan tiba-tiba Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur ini, sedangkan tim BPBD Lumajang masih melakukan pemantauan dan belum melakukan tindakan dikarenakan gunung Semeru masih aktif mengeluarkan APG yang menyelimuti kawasan sekitar Gunung Semeru.
Sementa sampai pukul 17:45 WIB belum ada kabar perkembangan lagi, kami tim media juga yang masih ikut memantau terkait europsi Gunung Semeru tersebut.
Adapun Semeru adalah gunung bertipe vulkanian dan strombolian. Gunung Semeru memiliki ketinggian sekitar 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung ini adalah satu destinasi pendakian terfavorit dan terpopuler dipulau jawa.
Letusan Gunung Semeru pertama kali tercatat pada 1818. Kemudian 1800-an juga sempat terjadi letusan pada rentang 1829–1878.
Letusan pada 1900-an
Pada tahun 1900, Gunung Semeru kembali meletus secara berurutan dari tahun ke tahun hingga tahun 1913. Kemudian kembali meletus pada rentang 1941–1950. Letusan beruntun kembali terjadi dari dari tahun 1967 hingga tahun 1969 dan tahun 1972 hingga 1990. Lalu disusul letusan pada tahun 1992 dan 1994.
Pada tahun 1994 letusan Gunung Semeru memakan korban jiwa sebanyak 7 orang serta dua orang hanyut terbawa lahar.
Kemudian aktivitas Gunung Semeru berangsur turun menuju normal dengan luncuran awan panas mencapai jarak 200- 750 m dari puncak.
Letusan pada 2000-an
Pada tahun 2000-an aktivitas Semeru juga beberapa kali mengalami peningkatan. Pada 11 Maret 2002, status Gunung Semeru dinaikkan dari normal menjadi waspada seiring peningkatan jumlah gempa-gempa vulkanik dangkal.
Sepanjang 2002, Semeru beberapa kali memuntahkan lava pijar dan mengeluarkan awan panas. Aktivitas Semeru kemudian ditutup pada 30 Desember 2002 pukul 07.20 WIB.
Pada 2004–2008, Gunung Semeru juga tercatat mengeluarkan awan panas beberapa kali. Awan panas paling banyak terjadi pada periode 2008. Selanjutnya pada 2016–2020, Gunung Semeru sempat mengeluarkan lava pijar.
Saat ini, Gunung Semeru masih berada dalam status bahaya belum ada kabar kelanjutan dari pihak BPBD Lumajang untuk dilakukan evakuasi karena kondisi gunung lagi bahaya.
Ref/Bang Yos