Buleleng, Bali- Tanah persada nusantara menerima jasad salah satu putra terbaik Bangsa Indonesia, Made Arka, yang wafat Selasa 2 November 2021 dalam usia 95 tahun, dikebumikan di pemakaman Banjar Adat Runuhkubu, Desa Padangbulia, Kecamatan, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sabtu 6 November 2021,
Almarhum yang akrab dipanggil Bape Lemuh, menerima pengakuan, pengesahan dan penganugerahan sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, sesuai Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, No Skep/ 622 /M /XII / 2008, yang ditanda tangani di Jakarta, 24 Desember 2008 oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Juwono Sudarsono.
Penulis yang hadir di rumah duka, sempat bincang- bincang menjelang prosesi upacara keagamaan secara Hindu dan adat istiadat setempat dengan anak kelima almarhum Made Arka, Putu Raksa dan Komandan KORAMIL Sukasada, Buktiana yang hadir bersama staf.
Dalam obrolan bbernuasa kekeluargaan, diceritakan oleh Putu Raksa, bahwa tidak dilakukannya prosesi upacara pemakaman secara militer karena berpatokan juga pada situasi negara kita yang masih dilanda pandemi Covid 19.
Danramil Sukasada, sebagai satuan Teritorial TNI- AD menyampaikan rasa duka yang mendalam. “Kami selaku penerus perjuangan para pendahulu kita menyampaikan rasa duka yang mendalam. Semoga ama perbuatan almarhum yang luar biasa kepada Bangsa dan Negara Indonesia, khususnya dalam jaman perang kemerdekaan bisa menjadi bekal untuk perjalanan menuju kehidupan abadi di Surga” ,ujar Buktiana dengan rasa haru.
Ia menambahkan dan berharap: “Mari kita sebagai generasi muda meneruskan nilai- nilai kejuangan para Pahlawan kesuma Bangsa Indonesia. Kita bangkitkan semangat gotong- royong yang kian lama kian memudar. Kita tumbuhkan kembali semangat persatuan dan kesatuan, pupuk rasa persaudaraan yang tulus dan ikhlas demi mewujudkan masyarakat adil dan makmur”, ujar Danramil Sukasada, yang turut memberikan sambutan dan penghormatan terakhir kepada almarhum di pemakaman.
Penulis sempat juga bincang- bincang dengan Pak Made Arka, semasa Beliau masih sehat. Ada 2 perkataan Beliau yang patut generasi penerus renungkan dan bisa diterapkan dalam kehidupan masa kini. Pertama, kalimat Pimpinan Pasukan Pejuang Kemerdekaan di wilayah Kabupaten Buleleng, Mayor Metra yakni, yen gumine sube merdeka, de anggone pelalian, yang artinya: jika tanah air kita sudah benar- benar merdeka, jangan dibuat main- main. Adapun Mayor Metra gugur sebagai kesatria sejati dalam pertempuran dahsyat di wilayah Gintungan, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Di Wilayah tersebut sudah dibangun monumen perjuangan, yang dikenal sebagai Monumen Palagan Gintungan.
Kedua, sikap, tindakan yang tidak terpuji seperti korupsi, penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk kepentingan pribadi, tidak beda jika pada jaman perjuangan Bangsa Indonesia mengusir penjajahan Bangsa asing adalah sebagai pengkianat perjuangan pasukan Indonesia. Orang – orang seperti itu, mending ditembak mati saja dari pada jadi perusak kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air Indonesa yang sudah dimerdekakan oleh para pahlawan.
Luar biasa perjuangan Bapak Made Arka, bersama Ibu Luh Suci. Mereka menikah setelah jaman perang kemerdekaan berakhir. Almarhum dan almarhumah memiliki 7 anak kandung, 7 menantu, 22 cucu dan 32 cicit.
Penulis, Jumat, 5 November 2021 bertandang ke Markas Cabang Legium Veteran Republik Indonesia Kabupaten Buleleng, yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng.
Dari data yang ada, jumlah Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Wilayah Kabupaten Buleleng, yang masih hidup sebanyak 111 orang, data per tanggal 20 September 2021.
Semoga kita sebagai generasi penerus Bangsa dan Negara Indonesia bisa meneruskan semangat perjuangan para Pahlawan. Kita bangun tanah air Indonesia dengan nilai- nilai luhur dan semangat cinta tanah air sebagaimana sudah dilakukan oleh Bape Lemuh dan segenap pahlawan. Jadilah Pahlawan masa kini.
Mari laksanakan “wasiat” dari Bapak Mayor Metra. Jangan buat para Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia yang masih hidup, harus mencucurkan air mata karena tingkah laku kita .
Selamat jalan Bape Lemuh.
Terima kasih banyak atas perjuangan Bape Lemuh dan istri Bape Lemuh tercinta, Luh Suci.
Om Atman-Brahman-Akyam Bawanthu Om.
Amor Ing Ancintya. Semoga sampai di tanah air Surga abadi. Jasamu tak lekang dimakan jaman.
Merdeka…!!!
Penulis:
Lambertus Theo, S.Sos.
Biro Buleleng.