Yusdasari.SE- Dalam upaya memperkuat rasa cinta tanah air maka pemahaman tentang bangsa, kebangsaan, warga, warga negara, ideologi Pancasila dan UUD 1945, sebagai pedoman dan landasan berkehidupan harus menjadi dasar kokoh pola pikir, pola sikap dan pola tindak SDM indonesia.
Adalah sangat ironis seorang yang menyandang gelar kandidat Puteri Indonesia ternyata tidak hafal isi Pancasila. Apakah saat seleksi di daerahnya tidak diberi pembekalan terkait kebangsaan yang akan disampaikan kepada dunia / bangsa lain jika dia terpilih menjadi duta dan wakil bangsa Indonesia ke ajang percaturan kehidupan antar bangsa?
Ada yang mengatakan bahwa kandidat itu grogi saat ditanyai di panggung. Bukankah mereka sudah dibekali materi Percaya Diri, Komunikasi Massa, dll, saat masih di daerah, dikarantina tingkat nasional dengan coach dan pendamping yang mumpuni? “Dari kejadian tersebut terlihat bahwa pemahaman tentang wawasan kebangsaan sangat rendah sehingga penghayatan dalam kehidupan sehari-hari sangat rentan dalam laku nyata dari kandidat dan secara umum mungkin generasi muda penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan.
Disini saya mencoba untuk memberikan sedikit cara logik dan realistis bagaimana memahami Wawasan Kebangsaan. Kita simak sbb:
Bangsa = kata benda, kumpulan orang / manusia yang punya keinginan, komitmen, cita-cita, tujuan dll yang sama dalam menjalani kehidupan.
Kebangsaan = kata sifat. Yaitu rasa, wujud laku, pola pikir, pola sikap dan pola tindak serta eksistensi manusia yang bersatu dalam satu komitmen untuk mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, sejahtera, aman tentram kerta raharja, dalam negeri yang gemah ripah loh jinawi, baldatun toyyibatun war robbun ghafur
(Secara terinci lihat di KBBI)
“Dalam menjalani kehidupan sebagai bangsa, warga negara, bernegara dan seterusnya, maka harus punya wawasan, yaitu cara pandang jauh ke depan, mau kemana dan dibawa kemana bangsa dan negara ini serta apa yang ingin dicapai dalam menjalani kehidupan.
Wawasan atau dikenal sebagai Visionary Strategical Grand Design harus dimiliki oleh manusia dan bangsa yang hidup di dunia.
Wawasan ini dijabarkan dalam bentuk Visi, Missi, Tujuan, Sasaran, Program yang tertata dalam jangka panjang, sampai 50 tahun ke depan.
Alangkah beruntungnya bangsa Indonesia bahwa Allah Swt telah mangkaruniai hidayah kepada para founding fathers, yang dimulai dari peristiwa lahirnya Boedi Oetomo pada 1908, Sumpah Pemuda 1928 sampai proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, dimana dengan Arif, bijak, bijaksana, penuh kebajikan, kebaikan dan kebenaran telah merumuskan wawasan bagi bangsa dalam rumusan Pembukaan (Preambule) UUD 1945 sebagai pengisian kemerdekaan guna mencapai cita-cita dan tujuan kemerdekaan.
Vision, mission, objective, goals (visi, Missi, tujuan dari sasaran) telah jelas digambarkan pada alinea 1 sampai 4 sebagai pedoman bangsa dan negara dalam menjalani kehidupan ke masa depan.
Dalam sebuah ayat dalam Al Qur’an, disebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mengubahnya sendiri. Inti dari makna ayat tersebut bahwa manusia harus berjuang keras, survive guna meraih cita-cita dan tujuan hidup dan kehidupannya.
Simak juga pepatah Barat yang mengatakan : “Success of the organization depends on the men behind the guns.”
Tetapi pepatah tersebut saya lengkapi sebagai berikut : “Success of the organization depends on the men behind the guns….., but the most important thing depends on the morality and mentality of the men.”
Hal tersebut saya rasakan karena sepandai dan secerdas apapun manusia bila dia tidak memiliki moralitas dan mentalitas, watak dan karakter yang kuat dan baik, maka dia akan menggunakan kepandaian dan kecerdasannya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Menggunakan segala cara untuk meraih duniawi dan tidak peduli kepada sesama, rakyat, orang banyak dan alam semesta. Dia akan lupa kepada amanah Allah, Tuhannya untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat sebagai pertangung jawaban hidup dan kehidupannya dimuka bumi yang fana dan sementara.
Maka pembinaan Watak dan Karakter bangsa (Nation Character Building) adalah menjadi keutamaan untuk membentuk jati diri bangsa.
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”, bab XI, Pasal 29 ayat 1, menjelaskan bahwa manusia dan negara harus menjalankan ketentuan Allah Swt dalam berkehidupan, yaitu berbuat kebajikan, kebaikan dan kebenaran.
Untuk mencermati tentang nilai luhur Pancasila maka implementasi Pranata Laku Panca Wasiat yang berisikan SADAR, KARYA, MARGA, BHAKTI, BASUKI, perlu dilakukan. Uraian tentang Panca Wasiat telah saya sampaikan pada tulisan-tulisan terdahulu.
Semoga dengan sedikit uraian diatas dapat memberikan pencerahan tentang berbangsa, berkebangsaan, berkewarganegaraan, bernegara dan berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan berderajad mulia bersama bangsa-bangsa lain didunia.
Semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita dari segala musibah dan bencana dan menyelamatkan kita semua dari wabah Convid 19 yang menyebar di berbagai negara di dunia.(Yusdasari.SE.)
Reporter Lembertus