Kab. Sukabumi globeindonesi.com
Sebuah video yang beredar di grup-grup WhatsApp memperlihatkan sejumlah orang di sebuah ruangan penuh piala dalam etalase sedang memaki- maki guru tersebut. Dari informasi yang di himpun video tersebut diambil pada hari rabu (10/3) di salah satu ruangan SMPN 1 Cijalingan, kecamatan Cicantayan, kabupaten Sukabumi, Jawa barat. Datangnya perangkat desa itu karena tak terima atas posting jalan rusak itu.
Dalam video berdurasi 4 menit 29 detik itu, nampak beberapa orang berkemeja putih dan celana bahan hitam sambil duduk dengan nada tinggi mempertanyakan postingan seorang guru SMPN 1 Cijalingan bernama Eko di Facebook, soal jalan mirip sungai yang sudah kering.
Postingan Eko di Facebook tersebut sudah dianggap pencemaran nama baik desa Cijalingan menurut para aparat desa dalam video yang sedang beredar saat ini.
“Apa maksudnya? Tujuannya apa? Kenapa posting di Facebook? Baca lagi! Ada Desa Cijalingan itu. Jangan nantang kamu, hah!,” kata salah seorang pria dengan kacamata yang nempel di kepalanya dan masker di dagu. Belakangan diketahui, pria tersebut di duga merupakan aparat Desa Cijalingan.
“Apa maksudnya? Mau nantang pemerintahan? Instansi? Silahkan. Saya siap,” kata pria itu lagi dengan nada yang masih tinggi.
Masih dalam video yang sama, saat dialog sempat sang guru bernama Eko sempat menyampaikan permintaan maaf, namun pria yang didampingi oknum aparat desa yang lain itu nampak masih emosi dan bicara dengan nada tinggi.
“Gampang kalau minta maaf. Setelah orang membuat kesalahan gampang minta maaf,” tambahnya dengan ekspresi ketus.
Tak cukup, satu orang pria memakai jaket kulit hitam dengan masker di dagu sambil berdiri sempat ikut mempertanyakan terkait postingan guru tersebut.
” Saya nanya, fotonya sungai apa jalan? Bapak berpendidikan sampai mana? Itu poto sungai apa jalan, itu kan jalan semua juga tau ,” ketusnya dengan posisi masih berdiri.
“Makanya kata-katanya bapak jangan berbelit-belit. Kalau toh merasa salah, salah, pak. Jadi jangan membawa emosi semua. Kan gitu maksudnya. Bapak mau apa tujuannya, kan kita tanya seperti itu. Sebelum kita melangkah lebih lanjut,” tambahnya pria yang berjaket kulit tersebut.
Entah dalam tekanan atau tidak, belakangan diketahui, sang guru telah menyampaikan permohonan maafnya juga di akun Facebook Eko Purtjahjanto.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya, Eko Purtjahjanto. Ingin mengklarifikasi postingan saya di media sosial Facebook mengenai jalan yang rusak. Saya menyatakan tidak ada maksud apapun dan menjelekkan pihak manapun. Maka dari itu dengan hati yang paling dalam saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Desa Cijalingan beserta perangkat pemerintahannya. Atas postingan saya kemarin. Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” tutup Eko.
Red*