Salah satu kelemahan dahsyat manusia adalah terombang-ombing oleh tiupan angin keadaan sekitarnya. Jika angin meniup sepoi-sepoi diapun hanyut dalam kesenangan yang sangat. Tapi jika angin bertiup kencang diapun goncang segoncang-goncangnya. Seolah langit segera roboh. Dunia bagaikan segera hancur berkeping.
Manusia itu lemah dan terbatas. Lemah dan terbatas dalam fisiknya, akalnya, imajinasinya. Bahkan terbatas dalam ajalnya,’ Yang benar dan baik terkadang dilihat salah dan buruk. Dan terkadang juga sebaliknya.
Manusia yang ditentukan dan terhanyut oleh keadaan sesaat itu biasanya dikenal dalam dunia ilmu jiwa dengan manusia yang mengalami keterkejutan sosial. saya menyebutnya dengan “social sock”.
Dalam situasi dunia yang serba kompetitif, disadari atau tidak, semua pasti “merasa sedang berkompetisi” dengan alam sekitarnya. Berkompetisi dengan sodara, teman, bahkan sesama Muslim dan se komunitas.
Situasi batin atau mentalitas seseorang. Kalau bisikan batinnya penuh polusi, penuh kotoran hati yang tidak perlu saya rincikan, hilang integritas karakternya. Hal itu karena kompetisi itu dianggap ancaman. Dan karenanya dia akan melakukan segala hal untuk “menang dan mengalahkan” siapapun yang dianggap pesaingnya.
Masalah sosial shock tadi. Orang yang terkejut karena sesuatu yang dianggap menjadikannya “upper hand”. Merasa memiliki sesuatu atau mungkin perasaan ada kelebihan. Perasaan ini paling rentang terjadi kepada orang yang secara “kebetulan atau tiba-tiba” ada sesuatu yang terjatuh dalam genggamannya.
Entah itu bangkrut pada akhirnya. Atau terlibat dalam gaya hidup yang tidak terkontrol.
Maka berhati-hati dengan social shock (keterkejutan sosial) ini. Sikapi segala hal dalam hidup secara alami saja. Jangan berlebihan, dan kehilangan keseimbangan. Hindari keterkejutan-keterkejutan. Walau hidup kadang penuh surprises bukan?
Dan yang terpenting jangan lupa lakukan introspeksi atau muhasabah alias kalkulasi-kalkulasi diri. Siapa saya, kapasitas saya, baiknya saya di mana dan bersikap bagaimana?
Yang lebih berbahaya lagi adalah jika “social shock” ini menyebabkan seseorang mengalami tekanan darah, bahkan serangan jantung. Kalau itu sampai terjadi maka itulah yang disebut “death shock” alias kematian mendadak.
Semoga Allah menjaga kita!
Penulis : Cliopatraja Gandi Al faroq