Sungguh Mengharukan: Janda Kuli Serabutan Nafk
Lebak,globeindonesia.com- Rodiah (45 thn), warga kampung Pasirwaru RT.10 / RW.04 Desa Lebak Peundeuy, Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Provinsi Banten, seorang janda yang ditinggal mati suaminya sejak 6 tahun lalu, kini menjalani kehidupan yang sangat memprihatinkan dan memilukan.
Rodiah, selain tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH), dengan kondisi dinding terbuat dari bilik bambu serta papan yang sudah rusak dan bolong-bolong, berlantai pelupuh bambu yang sudah lapuk serta atap rumah sudah pada bocor, juga harus mengurus anaknya Rosid (19 thn) sebagai anak penyandang disabilitas sejak lahir.
Saat ditemui wartawan, Rodiah menuturkan, bahwa semenjak suaminya meninggal 6 tahun yang lalu, ia bersama anak mengalami kehidupan yang sangat sulit, karena hanya mengandalkan dari hasil kerja serabutan seperti bercocok tanam padi, itu juga kalau ada yang nyuruh. Jadi jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari juga kadang tidak cukup, katanya.
“Seperti yang bapak lihat, rumah saya dindingnya geribik terbuat dari anyaman bambu sudah pada bolong. Begitu juga atap rumah yang sudah pada bocor, sehingga angin tembus ke dalam rumah dan disaat turun hujan, air hujan pun jatuh ke dalam rumah,” kata Rodiah dengan nada penuh kesedihan saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (07/9/2021).
Rodiah juga menuturkan, bahwa sakit yang diderita anaknya itu dialami sejak lahir, dia hanya bisa berbaring akibat tubuh yang kecil dengan kondisi tangan dan kakinya tidak normal.
“Saat ini anak saya Rosid, sudah berusia 19 tahun, katanya. Penyakit yang dideritanya sejak lahir, badannya kecil, kaki dan tangan semuanya tidak normal, dia hanya bisa berbaring saja,” terang Rodiah, seraya meneteskan air mata.
Rodiah berharap, ada dermawan yang mau mengulurkan tangan memberikan bantuan agar dapat mengurangi beban penderitaan dan kesulitan yang tengah dia alami.
“Saya berharap bantuan dari masyarakat, para dermawan atau pemerintah, yang mau peduli kepada kami, sehingga rumah kami ini layak untuk dihuni, juga berharap anak saya hidup layak seperti anak yang lainnya,” pungkas Rodiah penuh harap.
Sementara, Jahid (32), warga Lebak Pari 1 (satu) Desa Lebak Peundeuy yang turut hadir di rumah Rodiah, turut prihatin melihat derita yang dialami anak dan ibu tersebut. Ia mengajak kepada semua pihak untuk peduli membantu sesama yang tengah dirundung penderitaan ini.
Saya merasa prihatin kepada saudara kita yang ekonominya kurang mampu ini. Setahu saya, Rosid menderita disabilitas sejak lahir dan sekarang umurnya itu sekitar 19 tahun, yang mana bapaknya meninggal sekitar 6 tahun yang lalu. Kini Rosid hidupnya hanya ketergantungan ibunya yang janda, dan harus tinggal di rumah tidak layak huni, kata Jahid.
“Saya berharap kepada semua pihak, untuk dapat peduli terhadap nasib Rodiah dan Rosid. Rumahnya yang sudah tidak layak huni ini mari kita bangun bersama. Saya pribadi siap menyumbangkan kayu dan masyarakat yang lainnya silahkan mau membantu apa saja, yang penting kita kompak dan terwujud rumah yang layak huni untuk Rodiah dan Rosid. Kami selaku masyarakat berharap juga kepada pemerintah agar ada perhatian terhadap nasib Rodiah dan Rosid,” ujar Jahid.
Sungguh kasihan, ternyata penderitaan yang dialami Rodiah dan Rosid, ternyata luput dari pengetahuan pihak pemerintah.
Seperti yang diungkapkan Kasi Ekbang Kecamatan Cihara, Eri saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telephon seluller, Selasa malam (07/9/2021) mengaku, bahwa dirinya belum mendapat informasi atau laporan perihal ada warganya yang bernasib seperti itu, padahal ia sudah bekerja di wilayahnya selama 4 (empat) tahun.
“Saya belum tahu kang, karena saya belum mendapat laporan, justru saya baru tahu informasi dari akang. Terima kasih atas informasinya, nanti saya akan mengkonfirmasi ke desa,” ucap Eri. (adm)